Rabu, 01 Mei 2013


 sumbe:   http://tamrinargad.wordpress.com/2012/05/16/arti-surat-annisa-ayat-1/

KEUTAMAAN BULAN RAJAB

KELEBIHAN BULAN RAJAB Beberapa hadis Rasulullah saw menunjukkan kelebihan bulan rajab: 1.Hendaklah kamu memuliakan bulan Rajab, niscaya Allah memuliakan kamu dengan seribu kemuliaan di hari Qiamat. 2.Bulan Rajab bulan Allah, bulan Sya’ban bulanku, dan bulan Ramadhan bulan umatku. 3.Kemuliaan Rajab dengan malam Isra’ Mi’rajnya, Sya’ban dengan malam nisfunya dan Ramadhan dengan Lailatul-Qadarnya. 4.Puasa sehari dalambulan Rajab mendapat syurga yang tertinggi (Firdaus).Puasa dua hari dilipatgandakan pahalanya. 5.Puasa 3 hari pada bulan Rajab, dijadikan parit yang panjang yangmenghalangnyake neraka (panjangnya setahunperjalanan). 6.Puasa 7 hari pada bulan Rajab, ditutup daripadanya 7 pintu neraka. 7.Puasa 16 hari pada bulan Rajab akan dapat melihat wajah Allah di dalam syurga, dan menjadi orang yang pertama menziarahi Allah dalam syurga. 8.Kelebihan bulan Rajab dari segala bulan ialah seperti kelebihan Al-Quran keatas semua kalam (perkataan). 9.Puasa sehari dalambulan Rajab seumpama puasa empat puluh tahun dan iberi minum air dari syurga. 10.Bulan Rajab Syahrullah (bulan Allah), diampunkan dosa orang-orang yang meminta ampun dan bertaubat kepada-Nya. Puasa dalam bulan Rajab, wajib bagi yang ber puasa itua.Diampunkan dosa-dosanya yang lalu. DipeliharaAllah umurnya yang tinggal.Terlepas daripada dahaga di akhirat. 11.Puasa pada awal Rajab, pertengahannya dan pada akhirnya, seperti puasa sebulan pahalanya. 12.Siapa bersedekah dalam bulan Rajab, seperti bersedekah seribu dinar,dituliskan kepadanya pada setiap helai bulu roma jasadnya seribu kebajikan, diangkat seribu derjat, dihapus seribu kejahatan - “Dan barang siapa berpuasa padatgl 27 Rajab/ Isra Mi’raj akan mendapat pahala seperti 5 tahun berpuasa.” - “Barang siapa yang berpuasa dua hari di bulan Rajab akan mendapat kemuliaandi sisi ALLAHSWT.” “Barang siapa yang berpuasa tiga hari yaitu pada tgl 1, 2, dan 3 Rajab, maka ALLAH akan memberikan pahala seperti 900 tahun berpuasa dan menyelamatkannya dari bahaya dunia, dan siksa akhirat.” - “Barang siapa berpuasa lima hari dalam bulan ini, permintaannya akan dikabulkan.” - “Barang siapa berpuasa tujuh hari dalam bulan ini, maka ditutupkan tujuh pintu neraka Jahanam dan barang siapa berpuasa delapan hari maka akandibukakan delapan pintu syurga.” - “Barang siapa berpuasa lima belas hari dalam bulanini, maka ALLAH akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan menggantikan kesemua kejahatannya dengan kebaikan, dan barang siapa yang menambah(hari-hari puasa) makaALLAH akan menambahkan pahalanya.” 

ARTI SURAT ANNISA’ AYAT 1

1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya [263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepadaAllah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain [264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. [263] Maksud ‘dari padanya’ menurut jumhur mufassirin ialahdari bagian tubuh (tulang rusuk)Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Di samping itu ada pula yang menafsirkan ‘dari padanya’ ialahdari unsur yang serupa ya’ni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan. [264] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan namaAllah seperti :”As aluka billah” artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.

BULAN SYA’BAN

Sya’ban adalah nama bulan. Dinamakan Sya’ban karena orang-orang Arab pada bulan tersebut yatasya’abun (berpencar) untuk mencari sumber air. Dikatakan demikian juga karena mereka tasya’ub (berpisah-pisah/terpencar) di gua-gua. Dan dikatakan sebagai bulan Sya’ban juga karena bulan tersebut sya’aba (muncul) di antara dua bulan Rajab dan Ramadhan. Jamaknya adalah Sya’abanaat dan Sya’aabiin. Shaum di bulan Sya’ban Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecualiRamadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1833, Muslim No. 1956). Dan dalam riwayat Muslim No.1957 : ”Adalah beliau shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam berpuasa pada bulan Sya’ban semuanya. Dan sedikit sekali beliau tidak berpuasa di bulan Sya’ban.” Sebagian ulama di antaranya Ibnul Mubarak dan selainnya telah merajihkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam tidak pernah penyempurnakan puasa bulan Sya’ban akan tetapi beliau banyak berpuasa di dalamnya. Pendapat ini didukung dengan riwayat pada Shahih Muslim No. 1954 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha beliau berkata: “Saya tidak mengetahui beliau shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam puasa satu bulan penuh kecualiRamadhan.” Dan dalam riwayat Muslim juga No. 1955 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,dia berkata: “ Saya tidak pernah melihatnya puasa satu bulan penuh semenjak beliau menetap di Madinah kecuali bulan Ramadhan.” Dan dalam Shahihain dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata: “Tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam berpuasa asatu bulan penuh selain Ramadhan.” (HR. Bukhari No. 1971 dan Muslim No.1157). Dan Ibnu Abbas membenci untuk berpuasa satubulan penuh selain Ramadhan. Berkata Ibnu Hajar: Shaum beliau shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam pada bulan Sya’ban sebagai puasa sunnah lebih banyak dari pada puasanya di selain bulan Sya’ban. Dan beliau puasa untuk mengagungkan bulan Sya’ban. Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: “Saya berkata: “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam satu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasanmu di bulan Sya’ban.” Maka beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya suka untuk diangkat amalan saya sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR.Nasa’i, lihat Shahih Targhib wat Tarhib hlm. 425). Dan dalam sebuah riwayat dari AbuDawud No. 2076, dia berkata: “Bulan yang paling dicintai Rasulullah untuk berpuasa padanya adalah Sya’ban kemudian beliau sambung dengan Ramadhan.” Dishahihkan oleh Al-Albani, lihat Shahih Sunan Abi Dawud 2/461. Berkata Ibnu Rajab: Puasa bulan Sya’ban lebih utama dari puasa pada bulan haram. Dan amalan sunah yang paling utama adalah yang dekat dengan Ramadhan sebelum dan sesudahnya. Kedudukan puasa Sya’ban diantara puasa yang lain sama dengan kedudukan shalat sunah rawatib terhadap shalat fardhusebelum dan sesudahnya, yaknisebagai penyempurna kekurangan pada yang wajib. Demikian pula puasa sebelum dan sesudah Ramadhan. Maka oleh karena sunah-sunah rawatib lebih utama dari sunahmuthlaq dalam shalat maka demikian juga puasa sebelum dan sesudah Ramadhan lebih utama dari puasa yang jauh darinya. Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam: “Sya’ban bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan”,link artikel terkait¤¤TOP SITE  
 

AMALAN 9 DAN 10 MUHARRAM / ASY-SYURO

Setiap 10 Muharam atau yang dikenal Asyura, Rasulullah Saw mengingatkan umatnya untuk berpuasa. ”Sesungguhnya hari Asyura adalah termasuk hari yang dimuliakan Allah. Barangsiapa yang suka berpuasa, maka berpuasalah” (Muttafaq ‘alaih). Anjuran Rasulullah Saw tersebut sering dipandang sebagai wujud penghormatan kepada hari kemerdekaan kaum lemah/dhuafa, khususnyaanak yatim. Karena itu, dalam tradisi umat Islam Indonesia, Asyura sering pula disebut sebagai hari raya anak yatim. Berikut hadits tentang keutamaan puasa di bulan muharram. Dari Abu Qatadah Radiyyallahu Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Sallallahu alaihi Sallam bersabda : “Aku berdo’a pada Allah bahwa puasa pada hari Asyura dapat menebus dosa tahun yang lalu.” Riwayat Imam Muslim, Al-Jami’-Us-Sahih II/2602. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa Asyura, maka beliau menjawab: “Ia menghapuskan dosa tahun yang lalu.” (HR. Muslim (1162),Ahmad 5/296, 297). Ibnu Abbas menyatakan : “Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada suatu hari karena ingin mengejar keutamaannya selain hari ini (Asyura’) dan tidak pada suatu bulan selain bulan ini (maksudnya: Ramadhan).” (HR. al-Bukhari (2006), Muslim (1132). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah bulan Allah yang bernama Muharram. (HR.Muslim,1163). Juga, “Abu Hurairah Radiyallahu Anhu meriwayatkan Rasulullah Sallallahu alaihi wa Sallam bersabda : ” Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Muharam, sedang salat yang paling utama sesudah salat fardlu adalah salat malam.” HR Muslim II/2611. Dalam hadits disebutkan bahwa para sahabat berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “Wahai Rasulullah! sesungguhnya Asyura’ itu hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tahun depan insya Allah kita akan puasa (juga) pada hari yang kesembilan.” (HR. Muslim (1134) dari Ibnu Abbas). Tanggal 9 Muharram 1431 H bertepatan pada hari Sabtu 26 Desember 2009, dan 10 Muharram 1431 H bertepatan pada hari Ahad 27 Desember 2009 . Mari kita mohon kekuatan lahir dan bathin kepada Allah semoga kita dapat menunaikanamalan sunnah tersebut. 10 Muharram Hari Raya Anak Yatim Salah satu peristiwa yang terjadi pada tanggal 10 Muharram 61 H atau tanggal 10Oktober 680 merupakan hari pertempuran Karbala yang terjadi di Karbala, Iraq sekarang. Pertempuran terjadi antara pasukan Bani Hasyim yang dipimpin oleh Husain bin Ali. Beranggotakan sekitar 70-an orang melawan pasukan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Ibnu Ziyad. Pada hari itu hampir semua pasukan Husain bin Ali, termasuk Husain-nya sendiri terbunuh, kecuali pihak perempuan, serta anak Husain yang sakit bernama Ali bin Husain. Dengan begitu hari asyura ini juga diperingati sebagai hari anak yatim. Dimana dalam perang tersebut banyak anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya dan menjadi yatim. Allah SWT telah menyebutkan kata yatim di dalam Al-Qur`an sebanyak 23 kali antara lain, pada surah Al Baqarah (2) ayat 83, 177, 215, 220, An Nisaa’ (4) ayat 2, 3, 6, 8, 10, 36, dan 127, Al An’aam (6) ayat 152. baik dalam bentuk tunggal, jamak, dan dua (mutsanna). Jikamerujuk kata-kata yatim dalam Al-Qur`an, kita akan mendapati bahwa penggunaan kata yatim menunjukkan kepada kemiskinan dan kepapaan. Yatim digambarkan sebagai orang yang mengalami penganiayaan, perampasan harta, dan tidak memperoleh penghormatan serta pelayanan layak. Al-Qur`an secara tegas memerintahkan agar kita berbuat baik kepada anak yatim, sosok yang harus dikasihi, dipelihara, dan diperhatikan, dan diberdayakan. Sebaliknya,sangat dilarang berbuat tidak baik kepada anakyatim dan menelantarkannya. Banyak hal yang termasuk kepada kategori ini. Di antaranya, berbuat aniaya, menzalimi, menghardik, memakan hartanya, memperalatnya, dan tidak memiliki kepedulian terhadap nasib anak yatim. Menelantarkan anak yatim akan mendapatkan balasan berat dari Allah SWT,timbulnya akibat yang berdampak negatif bagi pelaku dan anak yatim itu sendiri. Di antaranya, yaitu dicap sebagai pendusta agama,hilangnya peluang menjadi teman Rasulullah di surga, hati dan perasaan menjadi keras, menghalangi datangnya pertolongan dan rahmat Allah, serta merosotnya moral dan hilangnya generasi penerus bangsa. Tentu efek ini akan berdampak besar bagi kehidupan kita. Namun, Allah juga memberikan pahala yang besar bagi yang peduli dan memberikan perhatian kepada anak yatim. Dalam satu hadits disebutkan bahwa barangsiapa yang memelihara anak yatim akan menjadi teman Rasulullah di surga. Selain itu, ia akan mendapatkan predikat abrar, memperoleh pertolongan Allah, terhindar dari siksa akhirat, mendapat kemudahan terkabulnya keinginan atau doa, mendapatkan keberkahan,dan lain sebagainya.  
 
 

KEUTAMAAN ADZAN

Salah satu tanda sempurnanya syari’at Islam ini adalah memberi dorongan kepada ummatnya untuk melaksanakanibadah dengan menyebutkan keutamaan ibadah tersebut. Begitu pula adzan , banyak riwayat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan tentang keutamaan adzan dan orang yang menyerukan adzan (muadzin). Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, إِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلاَةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ، حَتَّى لاَ يَسْمَعَ التَّأْذِيْنَ، فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَاثَوَّبَ بِالصَّلاَةِ أَدْبَر ”Apabila diserukan adzan untukshalat, syaitan pergi berlalu dalam keadaan ia kentut hingga tidak mendengar adzan . Bila muadzin selesai mengumandangkan adzan , ia datang hingga ketika diserukaniqamat ia berlalu lagi …” (HR. Bukhari no. 608 dan Muslim no. 1267) Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu juga, ia mengabarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوْا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوْا ”Seandainya orang – orang mengetahui besarnya pahala yang didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak dapat memperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela berundi untuk mendapatkannya…” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no.980) Muawiyah radhiallahu ‘anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, الْمؤَذِّنُوْنَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ”Para muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.” (HR. Muslim no. 850) Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ”Tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun yang mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan akan menjadi saksi kebaikan bagi si muadzin pada hari kiamat.” (HR. Bukhari no. 609) Ibnu ’Umar radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, يُغْفَرُ لِلْمْؤَذِّنِ مُنْتَهَىأََذَانِهِ وَيَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ سَمِعَهُ ”Diampuni bagi muadzin pada akhir adzannya. Dan setiap yang basah atau pun yang kering yang mendengar adzannya akan memintakan ampun untuknya.” (HR. Ahmad 2: 136. Syaikh Ahmad Syakir berkata bahwa sanad hadits ini shahih ) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan para imam dan muadzin, اللَّهُمَّ أَرْشِدِ الْأَئِمّةَ وَاغْفِرْ لِلَمْؤَذِّنِيْنَ ”Ya Allah berikan kelurusan bagi para imam dan ampunilah para muadzin.” (HR. Abu Dawudno. 517 dan At-Tirmidzi no. 207, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa ’ no. 217) Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, الْإِمَامُ ضَامِنٌ وَالْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ، فَأَرْشَدَ اللهُ الْأَئِمّةَ وَعَفَا عَنِ المْؤَذِّنِيْنَ “Imam adalah penjamin sedangkan muadzin adalah orang yang diamanahi . S emogaAllah memberikan kelurusan kepada para imam dan memaafkan paramuadzin.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya no.1669, dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no. 239) (lihat Shahih Fiqih Sunnah , Bab Adzan ) Demikianlah keutamaan – keutamaan yang terdapat pada adzan dan muadzin. Semoga kita termasuk dari golongan orang – orang yang ketika mendengar sebuah hadits, segera mengamalkannya. Wallahu a’lam .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar